Selasa, 02 Oktober 2012

MLM ???

salam sukses, saya ingin berbagi pengalaman dengan mitra-mitra K-Link kenapa sampai saat ini, saya masih tetap menjalankan K-Link selain produk2nya yang luar biasa.
Pada awal perkenalan dengan bisnis K-Link saya menganggap semua MLM sama, ternyata salah, K-Link berbeda dengan MLM lain seperti apa yang dijelaskan ELC. CA. Widodo dalam acara Grand BOP:
I. Untuk mencapai sukses kita harus punya persiapan dan strategi, yang termasuk persiapan 2 Thn TK, 6 Thn SD, 3 Thn SMP, 3 Thn SMA, apa ini cukup ? belum, makanya ditambah 5 Thn Kuliah jadi total 19 tahun untuk persiapan, dan setelah persiapan baru pasang strategi, yang pertama yaitu bekerja, kalo yang namanya bekerja waktu diganti uang, strategi kedua yaitu usaha, nah kalo usaha pasti butuh modal yang banyak, sekarang sudah ada strategi ketiga yang namanya usaha tapi ngak perlu modal besar yaitu MLM.
II. Manusia dapat dikategorikan 4 kelompok : yang pertama adalah manusia yang punya waktu tapi ngak punya uang (golongan pengganguran), kedua, manusia yang punya uang tapi ngak punya waktu (pengusaha2 sukses), yang ketiga nah ini golongan yang paling parah yaitu manusia yang ngak punya uang juga ngak punya waktu ( ini biasanya terdapat dikota2 besar yaitu karyawan yang tinggalnya jauh dari lokasi bekerja, pagi2 anak belum bangun kita dah bangun dan berangkat kerja, malam baru sampai rumah anak dah tidur, akhir bulan gajian, minggu ketiga dah habis )nah minimal kita harus jadi golongan yang ke empat yaitu manusia yang punya waktu dan punya uang ( seperti Leader2 K-Link yang sudah Freedom Waktu dan Financial )
III. Mengapa Harus Pilih K-Link ?
1. Perusahaan dipimpin oleh Manajemen yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun,
2. Produk2 yang inovatif dan dapat didemokan,
3. Marketing Plan yang terdiri dari Plan A dan Plan B
4. Mempunyai 1 support system ( yang bukan dibentuk oleh leader tapi oleh perusahaan )
5. satu leg besar bisa menghasilkan,
" Perusahaan, produk, Marketing Plan, Support System dan 1 leg besar bisa menghasilkan dan bagus semua " sekarang tinggal yang ke
6. Personelnya
Nah ketiga hal diataslah yang membuat saya sampai saat ini tetap bertahan di K-Link, bagaimana dengan Anda ? silakan ambil keputusan, Suskes Buat kita semua Go Freedom 




Annyversary K-LINK 10th @ MATA ELANG INTERNATIONAL STADIUM ( MEIS ) ANCOL-JAKARTA , Sabtu, 06 Oktober 2012 19:00 WIB 

Senin, 24 September 2012

PELANGI

Mendapat tema atau ide foto dari orang lain kadang menjadikan asik untuk mengeksplorasi ide tersebut, Saya mencoba menuangkan ide dari sebuah kata "Pelangi" ketika orang sekilas meligat foto diatas, maka diharapkan "pelangi" yang muncul pertama di pikiran mereka, so silahkan simak foto di atas, dan selamat menikmati.

Foto ini mengandung filosofi, bahwa didalam sebuah bencana, ( letusan gunung merapi ) tidak semua hal tersebut menjadikan sebuah pandangan - pandangan yang menyedihkan dan menyakitkan, melainkan kita diminta untuk mengoreksi diri dan selalu mendekat kepadaNya, alhasih kelah akan menemukan keindahan di kemudian hari, dan dalam foto ini tergambarkan oleh kecerahan warna " mejikuhibiniu " yaitu pelangi.

Sabtu, 15 September 2012

Fotografi Periklanan # High Key dan Low Key #

Kuliah pertemuan kedua kali ini dosen fotografi periklanan, Rudi Kakibara kembali lagi memberikan tugas dan game yg unik dan menarik, dengan disampaikan materi low key dan high key pada mahasiswanya. Yaitu foto yang cenderung gelap bisa dikatakan low key. Dan sebuah foto bisa disebut low key adalah apabila di area  gelap atau shadow lebih menonjol. Seperti foto dibawah ini :  

Soft Drink dalam High and Low Key 



Sebaliknya, jika dalam sebuah foto lebih banyak daerah terang atau high light, maka foto itu disebut high key. contoh pada gambar dibawah ini :

Senin, 10 September 2012

Iklan Legendaris itu Dji Sam Soe ( 99 Tahun Citarasa Legendaris )

LEGENDARIS????


Sesuai dengan judul yang di angkat yaitu iklan rokok Dji Sam Soe ( 99 Tahun Citarasa Legendaris ), benar - benar sangat membuka mata kita sebagai generasi muda penerus bangsa, selama 99 tahun sejak 1913 sampai 2012 potret perkembangan bangsa diperlihatkan. Dimulai dari perjuangan untunkBangsa dan Negara yang tidak mengabaikan bhaktinya pada orang tua, kebersamaan dan keramahan orang-orang indonesia. Perjuangan bukan semata-mata hanya sekarang, melainkan esok, lusa, muda bahkan hingga sampai beda generasipun yang namanya semangat perjuangan harus tetap dijaga, hal tersebut digambarkan pada iklan rokok Dji Sam Soe. Tentu saja sebagai penikmat media khususnya televisie tidak begitu terganggu dengan adanya iklan yang memiliki nilai-nilai perjuangan ini. 

Kekuatan visual history bisa dimanfaatkan oleh agency iklan untuk menunjukkan pengalaman dari produk dan rokok Dji Sam Soe melakukannya.

Melalui iklan edisi 99 Tahun Cita Rasa Legendaris, Dji Sam Soe menunjukkan bahwa produknya adalah yang senior dibandingkan dengan produk sejenis, terlepas apakah memang benar usianya yang tertua atau bukan. Setidaknya pesan inilah yang disampaikan oleh iklannya.

Dengan berbagai persyaratan Iklan rokok untuk tayang dan sekaligus pesan yang secara implisit, seperti tidak boleh menunjukkan bentuk dan penggunaan produknya serta ditentukan jam tayangnya, tidak menjadikan kreativitas itu berhenti begitu saja, dengan dibuktikan dengan salah satu iklan rokok Dji Sam Soe Legendaris.

Ada ungkapan "Makin tua semakin kental santannya", "Semakin tua semakin menjadi" Kesan inilah yang dimunculkan oleh sang legendaris. Meski mungkin muncul kesan, "Meski tidak selalu lebih pintar, yang tua selalu lebih pengalaman" juga, tapi Dji Sam Soe pasti berharap kesan ini muncul dalam bagian yang positif, yaitu lebih pengalaman. Kalau ditanya, pasti Dji Sam Soe mengatakan yang pintar dan pengalaman lebih ke dibanding dengan produk lainnya, ( Tapi bisa juga dimaksutkan produk ini untuk orang usia yang Tua atau malahan tanggal tua , hahaha )

Eloknya, pada iklan Dji Sam Soe edisi 99 Tahun Cita Rasa Legendaris ini, Dji Sam Soe membuat image di tiap tahun dari iklannya sebagai babak-babak yang membahagiakan. Tahun 1913 tokoh sedang memanen dan mengolah tembakau ( salah satu hasil bumi terbaik diIndonesia ) dan tahun 1945 Indonesia merdeka (Nah, yang tahun 1959 dan 1996 itu peristiwa apa ya? pertanyaan yang pasti akan muncul). Tahun 2012 sudah jelas 99 tahun Dji Sam Soe. Meski tidak selalu jelas buat semua orang, peristiwa apa yang menandai setiap tahunnya, secara visual iklan tersebut menampakkan bahwa yang terjadi di tahun tersebut adalah hal yang membahagiakan. Kita bisa lihat tokoh dalam iklan begitu bersemangat, berpelukan dengan sahabat dan kembang api di akhir iklan. Itu adalah penanda kebahagiaan positif dengan Keberhasilan, kejayaan, pencapaian tujuan yang disiratkan dari iklan tersebut.



Visualisasi tiap tahun pasti berbeda. Untuk tahun awal yang lebih lama, maka visualisasinya akan dibuat lebih kuno atau buram. Sedangkan untuk tahun yang terbaru, gambarnya dibuat lebih cerah.Selain gambarnya, para aktor yang ada di dalamnya juga punya gaya yang berbeda.

Perbedaan gaya aktor dan setting tiap tahun menunjukkan begitu menyejarahnya Dji Sam Soe. Artinya, ia melekat pada konteks dimana ia hidup. Dji Sam Soe akrab dengan semua orang di tiap tahun. Hal ini diperkuat oleh tokoh utama iklan yang menjadi wakil dari produk Dji Sam Soe. Aktor tersebut ditonjolkan punya dua karakteristik utama, yaitu bersemangat (dan bahagia) serta bersahabat. Inilah yang memunculkan kesan bahwa Dji Sam Soe akrab dengan konsumennya, lebih luas lagi bersahabat dengan orang Indonesia.

Begitulah efektifitas iklan Dji Sam Soe edisi 99 Tahun Cita Rasa Legendaris dalam memanfaatkan efek visual historis, menurut saya sih oke nih iklan,..


Penasaran??? 
Simak iklan Berikut, dan Nikmati perjalanannya tahun demi tahun ( Kalau capek istirahat dulu 99 tahun nih.. haha)



Selasa, 12 Juni 2012

Lagu daerah



Gundul adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota. Sedangkan pacul adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat yang diberi kayu sebagai tangkainya untu pegangan. Pacul adalah lambang kawula rendah/orang dengan derajat yang rendah ( rakyat biasa) yang kebanyakan adalah petani.
Orang Jawa mengatakan pacul adalah 'Papat Kang Ucul' (4 yg lepas). Kemuliaan seseorang tergantung 4 hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.
1.                  Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat.
2.                  Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3.                   Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4.       Mulut digunakan untuk berkata adil. Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. 'Gembelengan' artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Arti harafiahnya adalah jika orang yg kepalanya sudah kehilangan 4 indera itu mengakibatkan:
1.      GEMBELENGAN (congkak/sombong).
2.      NYUNGGI2 WAKUL (menjunjung amanah rakyat/orang banyak)
3.      GEMBELENGAN ( sombong hati), akhirnya
4.      WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh tidak bisa dipertahankan)
5.      SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia - sia, tidak ada manfaat bagi kesejahteraan orang banyak)
Gundul pacul artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mennyangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya bukan seorang yang berkuasa dan sombong yang akhirnya tidak dapat amanah dan tidak bias menyejahterakan rakyatnya. Lagu ini menggambarkan dan memberikan pesan kepada semua pemimpin untuk lebih amanah dalam menjalankan tugasnya.

Selasa, 08 Mei 2012

Dampak Iklan Politik Terhadap Hasil Pemilu


Dampak Iklan Politik Terhadap Hasil Pemilu
Wildan Lutvian Fathoni
IK/153100064
Abstrak
This paper analyzes the effects of political advertising on voting. Discuss some important issues and difficulties in measuring the effects of political advertising. Political advertising through the mass media is one of the frequently chosen alternative political parties and candidates for political leaders in the implementation of the election campaign period especially in digital and information at this time. but the results obtained do not necessarily match those in want. political advertising activity can not be determined to contribute fully to the successful outcome of the vote

Kata Kunci : Efisiensi, dampak iklan politik, hasil pemilu

Pendahuluan
Kegiatan di bidang media massa sekarang ini termasuk di Indonesia telah menjadi sebuah industry yang cukup besar. Dengan masuknya unsur  kapital, media massa mau tak mau harus memikirkan pasar, demi memperoleh keuntungan baik dari iklan ataupun penjualan. Tak terkecuali dalam kampanye politik, karena pengaruh modal, maka media massa akan lebih memperhatikan kepuasan khalayak ( pelanggan/pengiklan ) dengan partai politik , atas dasar agama, nasionalisme, ataupun kerakyatan ( sosialisme ). Keadaan demikian sangat banyak sekali kita jumpai ketika detik – detik di selenggarakannya pemilu atau waktu yang diberikan untuk kampanye, dimana saat itu masyarakat mencermati orientasi dari beberapa partai politik. Di dalam kajian social politics engineering, peran media sebagai second hand reality sangatlah terasa. Kontruksi terhadap realitas menjadi keniscayaan ketika media memainkan perannya di ranah politik. Proses supply and demand dan logika transaksional politik nasional inilah yang melahirkan terminologi politik media dan media politik yang berujung pada opini publik. Saat demokrasi sudah menjadi bagian dari industri, kesempatan terbuka seluas-luasnya untuk “menanamkan saham” di dalamnya.
Berbagai upaya yang dilakukan partai politik maupun calon pemimpin politik untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan antara lain dengan melakukan kampanye politik. Melalui proses kampanye politik ini, partai politik dan para kandidat pemimpin politik dapat mendiskripsikan gagasan dan visi misi yang dikemas melalui pesan-pesan politik. Pesan tersebut  bertujuan membentuk dan mempengaruhi opini, sikap dan sampai pada pengambilan keputusan masyarakat pada partainya.
Dari berbagai macam cara kampanye di era digital ini partai politik tidak ingin meninggalkan kesempatan emasnya untuk melakukan kampanye melalui iklan di media massa. Karena media massa mampu menimbulkan dampak tertentu pada proses pengambilan keputusan. Dampak komunikasi politik tersebut bisa berupa perubahan-perubahan opini, persepsi, sikap bahkan sampai pada perubahan dalam pengambilan keputusan terhadap suatu kandidat atau partai politik tertentu,  karena isu media massa yang begitu melekat dan merakyat. Apa dan bagaimana pun bentuk dan sifatnya, komunikasi politik tersebut dapat menimbulkan efek tertentu pada khalayak luas.
Terpaan Iklan politik melalui media massa adalah salah satu alternatif yang sering dipilih partai politik maupun para kandidat pemimpin politik dalam pelaksanaan kampanye pemilihan umum. Meskipun harus mengeluarkan dana yang cukup besar, partai politik sering menggunakan iklan melalui media massa sebagai salah satu alat untuk memudahkan upaya pencapaian tujuan-tujuan politik mereka.
Sejak awal perkembangannya sampai saat ini dampak kampanye melalui media massa mendapat perhatian para ahli dan peneliti dari berbagai bidang studi. Dalam studi komunikasi misalnya, para ahli dan peneliti telah memberikan perhatian mereka terhadap dampak media massa terhadap proses pengambilan keputusan sejak tahun 1950-an, diawali dengan studi Paul Lazarsfeld di Erie County, Ohio (1954) sebelum adanya TV yang menunjukkan adanya keterkaitan antara proses pengambilan keputusan wajib pilih dengan penggunaan media. 
Dengan kata lain, dampak media massa terhadap proses pengambilan keputusan wajib pilih ternyata hanya memperkuat (reinforce) keyakinan yang sebelumnya memang sudah dimiliki masyarakat. Para ahli dan peneliti pada masa selanjutnya mengembangkan penelitian tersebut sehingga menghasilkan teori-teori dampak/efek media massa dalam pemilihan umum dan dukungan terhadap partai politik yang sangat terkenal sampai sekarang, seperti Agenda-setting (McCombs & Shaw, 1972), dan Spiral of Silence (Noelle-Neumann, 1973). Namun hasil-hasil penelitian tersebut sampai saat ini belum mampu sepenuhnya menjawab pertanyaan dan menghasilkan kesepakatan diantara para ahli dan peneliti bidang komunikasi massa mengenai ukuran, bentuk, dan sifat dampak media terhadap khalayaknya.
Tulisan ini untuk membahas aspek – aspek  penting yang berkaitan dengan analisis dampak iklan politik melalui media massa terhadap pengambilan keputusan dalam pemilihan umum. 


Pembahasan
Pemilihan umum di Indonesia sudah diadakan sejak tahun 1955 namun untuk pemilihan umum yang berfungsi untuk memilih presiden dan wakil presiden baru dimulai pada tahun  2004. Pada tahun 2004 adalah awal dari pesta demokrasi yang diadakan di Negara Indonesia yang kemudian diadakan lagi pada tahun 2009. Sehingga pada dua pesta demokrasi tersebut telah merubah strategi komunikasi partai politik maupun para kandidat pemimpin politik dengan lebih banyak menggunakan media massa sebagai saluran kampanye politik.
Kampanye merupakan salah satu upaya komunikasi politik yang biasa dilakukan oleh peserta Pemilu. Kampanye biasanya berkaitan dengan pembentukan perilaku yang sejalan dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku. Selain itu, kampanye juga memberi perhatian pada upaya mengarahkan, memperkuat, dan mengaktifkan kecenderungan perilaku yang ada ke arah tujuan yang telah diterima secara sosial. 
Selama masa kampanye Pemilu media massa cetak dan elektronik sering dimanfaatkan parpol, kandidat (calon legislatif) serta calon presiden dan calon wakil presiden sebagai alat penyampaian pesan-pesan politik. Salah satu media penyampaian pesan-pesan politik itu adalah iklan yang sering disebut iklan politik.
Pada putaran pertama Pemilu iklan-iklan tersebut dipasang oleh sejumlah Parpol dan caleg, dan pada putaran ke dua dipasang oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden. Iklan-iklan politik tersebut umumnya berisi pesan-pesan persuasif kepada masyarakat yang disusun sedemikian rupa untuk menarik perhatian dan simpati khalayak. Pesan-pesan dalam iklan-iklan tersebut dimaksudkan agar pada saatnya nanti masyarakat mau memberikan suara mereka dengan memilih calon-calon dari Parpol tersebut sebagai wakil-wakil mereka di DPR-RI dan DPRD.
Penyampaian  pesan-pesan dalam iklan politik tersebut kurang memperhatikan fungsinya dalam setiap tahapan kampanye. Parpol, caleg, serta calon presiden dan calon wakil presiden yang mampu membiayai pembuatan dan pemasangan iklan politik dalam media massa bagian besar memasang iklan yang sama yang disajikan dalam media yang sama sejak awal sampai akhir masa kampanye dan cenderung akan seragam dan bersaing. Padahal, menurut Valentino dan kawan-kawan (2002), iklan politik memiliki beberapa fungsi, tergantung pada tahap-tahap kampanye dan karakteristik calon yang bersangkutan. Pada tahap awal kampanye iklan tersebut dapat difokuskan pada kualitas pribadi calon dalam upaya memperkenalkan nama calon dan menumbuhkan kesadaran mengenai posisi-posisi isu penting.
 segi sifat pesan, iklan dapat juga digolongkan menjadi iklan positif dan iklan negatif. Iklan positif adalah iklan yang memuat keunggulan dari sebuah kontestan yang dipasarkan Sedangkan iklan negatif adalah iklan tentang kelemahan pesaing. Iklan negatif lebih cepat menarik per-hatian pemilih ketimbang iklan positif. Namun demikian, iklan negatif tidak selalu memberi citra positif kepada pihak yang menggunakan. Karena itu, penggunaan iklan negatif harus memperhitungkan resikonya.
Nursal (2004: 234) mengadaptasi Kotler (1995) dan Peter dan Olson (1993), ada beberapa tahap respon pemilih terhadap stimulasi tersebut:
1.  Awareness, yaitu bila seseorang dapat mengingat atau menyadari bahwa sebuah pihak tertentu merupakan sebuah kontestan Pemilu. Dengan jumlah kontestan Pemi-lu yang banyak, membangun awareness cukup sulit dilakukan, khususnya bagi partai-partai baru. Dan seorang pemilih tidak akan memilih kontestan yang tidak memiliki brand awareness.
2.  Knowledge, yaitu ketika seorang pemilih mengetahui beberapa unsur penting mengenai produk kontestan tersebut, baik substansi maupun presentasi. Unsur-unsur itu akan diinterpretasikan sehingga membentuk makna politis tertentu dalam pikiran pemilih. Dalam pemasaran produk komersial, tahap ini disebut juga sebagai tahap pembentuk brand association.
3.  Liking, yakni tahap di mana seorang pemilih menyukai kontestan tertentu karena satu atau lebih makna politis yang terbentuk di pikirannya.
4.  Preference, tahap di mana pemilih menganggap bahwa satu atau beberapa makna politik yang terbentuk sebagai interpretasi terhadap suatu kandidat atau parpol tertentu.
5. Conviction, pemilih tersebut sampai pada keyakinan untuk memilih kontestan tertentu.
Menurut Yulianti (2004), iklan politik televisi muncul pertama kali tahun 1952 dan selalu erat dengan kontroversi. Maka sangatlah banyak respon masyarakat yang muncul terhadap suatu iklan politik yang muncul di berbagai media massa.
Sedangkan tipe-tipe pemilih dapat dibedakan sebagai berikut (Firmanzah, 2007):
1.      Pemilih Rasional
Pemilih yang memiliki orientasi tinggi pada “policy-problem-solving” dan berorientasi rendah untuk faktor ideologi. Pemilih dalam hal ini lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau calon kontestan dalam program kerjanya.
2.      Pemilih Kritis
Pemilih jenis ini merupakan perpaduan antara tingginya orientasi pada kemampuan partai politik atau seorang kontestan dalam menuntaskan permasalahan bangsa maupun tingginya orientasi mereka akan hal-hal yang bersifat ideologis.
3.      Pemilih Tradisional
Pemilih dalam jenis ini memiliki orientasi ideologi yang sangat tinggi dan tidak terlalu melihat kebijakan partai politik atau seorang kontestan sebagai sesuatu yang penting dalam pengambilan keputusan. Pemilih tradisional sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai, asal usul, faham dan agama sebagai ukuran untuk memilih sebuah partai politik. Untuk Indonesia, pemilih jenis ini masih merupakan mayoritas.
4.      Pemilih Skeptis
Pemilih keempat adalah pemilih yang tidak memiliki orientasi ideologi cukup tinggi dengan sebuah partai politik atau seorang kontestan, juga tidak menjadikan kebijakan sebagai sesuatu yang penting. Keinginan untuk terlibat dalam sebuah partai politik pada pemilih jenis ini sangat kurang, karena ikatan ideologis mereka memang rendah sekali. Mereka juga kurang memedulikan “platform” dan kebijakan sebuah partai politik.

Iklan Politik melalui media massa di Indonesia
Dalam catatan sejarah Sudah Genap sepuluh kali Indonesia mengadakan pesta demokrasi atau pemilu, guna memilih pemimpinnya, tetapi yang dilaksanakan secara luber ( Langsung, bebas, rahasia ) baru berjalan dua kali yaitu pada tahun 2004 dan tahun 2009.
Iklan politik merupakan salah satu alat komunikasi yang cukup sering dimanfaatkan oleh para kandidat. Sebagaimana iklan-iklan yang menawarkan produk barang dan jasa, iklan politik juga menawarkan produk visi misi, rencana program, harapan dan berbagai pesan politik kepada khalayak media massa. Iklan politik yang dibuat sedemikian rupa sehingga khalayak dapat yakin dan lebih yakin didalam memilih parpol dan kandidat yang ditawarkan. Para tokoh politih selalu terlibat dengan permainan kata – kata dalam pembicaraan politik. Kata – kata dalam hal politik tidak sekedar alat untuk menyampaikan gagasan semata, melainkan digunakan para elit untuk membentuk gagasan - gagasan politik di hati masyarakat. Bahasa digunakan sebagai sarana untuk menguasai presepsi seseorang dan bagaimana orang itu menggambarkan suatu realitas.
Menurut Linda Lee Kaid dalam Putra (2007), iklan politik adalah proses komunikasi dimana seorang sumber (biasanya kandidat dan atau partai politik) membeli atau memanfaatkan kesempatan melalui media massa guna meng-exposure pesan-pesan politik dengan sengaja untuk mempengaruhi sikap, kepercayaan dan perilaku politik khalayak.
Iklan sendiri dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan baik. Iklan berusaha untuk memberikan informasi, membujuk dan meyakinkan (Sudiana, 1986:1).
Seperti halnya dengan iklan komersial, tujuan iklan politik tidak lain adalah mempersuasi dan memotivasi pemilih untuk memilih kandidat tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut iklan politik tampil impresif dengan senantiasa mengedepankan informasi tentang siapa kandidat (menonjolkan nama dan wajah kandidat), apa yang telah kandidat lakukan (pengalaman dan track record kandidat, bagaimana posisinya terhadap isu-isu tertentu dan kandidat mewakili siapa kelompoknya. Isi (content) Iklan politik berisi pesan-pesan singkat tentang isu-isu yang diangkat (policy position), kualitas kepemimpinan (character), kinerja (track record-nya) dan pengalamannya. Iklan politik, sebagaimana dengan iklan produk komersial yang tak hanya memainkan kata-kata (word), tetapi juga, gambar, suara dan musik.
Secara umum, ada sembilan tahapan proses terkait dengan pembuatan dan penyiaran iklan, baik iklan media cetak maupun media elektronik (Johnson, 2001 dalam Nursal 2004: 254), yakni:
1. Riset tentang unsur-unsur mana dari bagian produk politik yang akan disampaikan untuk mendukung positioning kontestan, disampaikan dengan cara apa, melalui media mana, dan berapa durasi atau luas halaman dan frekuensi pemasangan iklan tersebut. Riset ini dapat dilakukan dengan focus group analysis, benchmark survey, dan targeting analysis.
2. Keputusan pembelian, yakni membuat komitmen pembelian ruang atau waktu terhadap media-media yang dipilih. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembelian ruang atau waktu media ini adalah masalah optimalisasi penggunaan uang. Isu penting dalam hal ini adalah bagaimana menggunakan waktu tayang atau ruang media secara efisien melalui kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan antara kon-testan dengan pihak media.
3. Mengembangkan konsep kreatif iklan yang meliputi desain pesan, penggunaan talent, visual kunci, suara kunci, dan berbagai aspek kreatif lainnya. Konsep ini didiskusikan secara mendalam sampai dirasa sempurna.
4. Memproduksi iklan dengan beberapa varian
5. Menguji respon para pembaca atau pemirsa terhadap iklan yang telah diproduksi tersebut melalui suatu riset. Tahap ini untuk mengetahui responden mana yang paling mernberikan respon yang diharapkan, dan mendapat masukan mengenai perbaikan konsep kreatif dan eksekusi iklan.
6. Produksi final iklan adalah menyempurnakan hasil produksi sesuai dengan masukan dari hasil uji respon responden
7. Peluncuran iklan dengan sebuah konferensi pers untuk mendapat gaung komunikasi yang luas
8. Menyiarkan iklan
9. Menganalisis dampak iklan yang ditayangkan. Hasil analisis ini memungkinkan untuk meneruskan, mengubah. atau menghentikan konsep iklan.
Iklan politik. khususnya iklan audiovisual, memainkan peranan strategis dalam political marketing. Nursal (2004: 256) mengutip Riset Falkowski & Cwalian (1999) dan Kaid (1999) menunjukkan, iklan politik berguna untuk beberapa hal berikut:
1.      Membentuk citra kontestan dan sikap emosional terhadap kandidat
2.      Membantu para pemilih untuk terlepas dari ketidak-pastian pilihan karena mempunyai kecenderungan untuk memilih kontestan tertentu.
3.      Alat untuk melakukan rekonfigurasi citra kontestan.
4.      Mengarahkan minat untuk memilih kontestan tertentu
5.      Mempengaruhi opini publik tentang isu-isu nasional
6.      Memberi pengaruh terhadap evaluasi dan interpretasi para pemilih terhadap kandidat dan even-even politik
Untuk mencapai sasaran obyektifnya iklan politik, harus menjawab lima pertanyaan dasar yang diajukan oleh Beaudry dan Schaerier (1986). Pertama, apa pesan tunggal yang paling penting untuk disampaikan kepada para pemilih. Kedua, siapa para pemilih yang dapat dipersuasi untuk memilih anda. Ketiga, metode apa yang paling efektif digunakan agar pesan anda sampai kepada pendukung potensial. Keempat, kapan saat terbaik untuk menyampaikan pesan anda kepada audiens yang dibidik. Kelima, sumberdaya apa yang tersedia untuk menyampaikan pesan kepada audiens yang diinginkan (Nursal, 2004:230)
Gaya iklan yang efektif di Amerika dan Asia berbeda karena adanya perbedaan kultur. Menurut Yukio Nakayama (Cakram, Januari 2002), ada delapan kata kunci agar sebuah iklan dapat menyentuh perhatian khalayak:
1. Emosi. Iklan yang mampu menggugah emosi pemirsanya biasanya akan diterima secara lebih utuh oleh khalayak sasaran. Mereka akan lebih mudah menjadi bagian dari iklan yang disajikan.
2. Empati. Dengan upaya membangun empati dalam iklan, pemirsa akan digerakkan untuk berpihak pada pesan yang akan disampaikan. Hal ini bukan suatu hal yang mudah, diperlukan cara penyampaian pesan yang relevan dan dapat dipercaya.
3. Obsesi. Perlihatkan dalam iklan bahwa obsession, dan semangat untuk meraih sesuatu. Konsumen (para pemilih) akan tergerak untuk meraih hal-hal yang positif dan mengalahkan suatu tantangan.
4. Mimpi. Ini merupakan harapan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Mimpi seringkali menjadi pendorong semangat untuk mencapai sesuatu. Kita selalu mempunyai harapan dan mimpi yang membuat kita selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
5. Kecerdasan. Konsumen (para pemilih) menghargai kecerdasan yang muncul dari iklan-iklan yang disaksikannya. Pemirsa bukanlah orang-orang yang bodoh, mereka menghargai iklan-iklan yang tampil cerdas dan mampu membuat mereka berseru: aha!
6. Moral. Sisi moral merupakan bagian penting dari kehidupan anak manusia. Kejelian mengolah hal ini membuat sebuah ikian akan terus dikenang.
7. Realitas. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, yang tak dapat kita tolak, membuat iklan betul-betul scbagai realitas. Suatu hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita.
8. Tenderness. Sikap kasih dan pengertian merupakan hal penting yang mampu membuat konsumen ikut bersama pesan yang disampaikan.
Lebih jauh iklan politik juga berfungsi membentuk image kandidat. Iklan sebagai bagian dari marketing politik adalah serangkaian aktivitas untuk menanamkan image politik di benak masyarakat dan meyakinkan publik mengenainya. Menurut Peteraf dan Shanley (1997) image bukan sekadar masalah persepsi atau identifikasi saja, tetapi juga memerlukan pelekatan (attachment) suatu individu terhadap kelompok atau group. Pelekatan ini dapat dilakukan secara rasional maupun emosional. Image politik, menurut Herrop (1990), dapat mencerminkan tingkat kepercayaan dan kompetensi tertentu partai politik. Di sini, image politik didefinisikan sebagai konstruksi atas representasi dan persepsi masyarakat (publik) akan suatu partai politik atau individu mengenai semua hal yang terkait dengan aktivitas politik.
Image politik seperti terlihat dalam produk iklan tidak selalu mencerminkan realitas obyektif. Suatu image politik juga dapat mencerminkan hal yang tidak real atau imajinasi yang terkadang bisa berbeda dengan kenyataan fisik. Image politik dapat diciptakan, dibangun dan diperkuat. Image politik dapat melemah, luntur dan hilang dalam sistem kognitif masyarakat. Image politik memiliki kekuatan untuk memotivasi aktor atau individu agar melakukan suatu hal. Di samping itu, image politik dapat memengaruhi pula opini publik sekaligus menyebarkan makna-makna tertentu. Misalnya, katakanlah suatu partai politik memiliki image sebagai partai yang tradisional, di mana nilai-nilai tradional lokal menjadi tujuan perjuangan. Image tersebut dapat memotivasi aktor-aktor politik dalam partai tersebut untuk selalu mengacu pada hal-hal yang bersifat tradisional. Selain itu, secara otomatis masyarakat awam akan memposisikan partai tersebut sebagai institusi yang memperjuangkan nilai-nilai tradisional. Perlu dicatat di sini bahwa ciri tradisional sering dibedakan dengan modern. Ketika suatu partai politik dicap sebagai tradisionalis, otomatis partai tersebut memiliki sistem nilai yang bertolak belakang dengan ide-ide modern.
Linda Kaid (dalam Putra, 2007) lebih lanjut menjelaskan, ada tiga pengaruh iklan televisi terhadap para pemilih, yakni pengetahuan pemilih, persepsi terhadap kontestan, dan preferensi pilihan. Pengaruh pertama ditunjukkan oleh identifikasi nama kontestan atau kandidat yang disebut sebagai brand name recognition. Untuk identifikasi nama, iklan lebih efektif dibandingkan komunikasi melalui pemberitaan, khususnya untuk kandidat atau kontestan baru. Para pemilih juga lebih mudah mengetahui isu-isu spesifik dan posisi kandidat terhadap isu tertentu melalui iklan dibandingkan dengan pemberitaan. Pemilih yang tingkat keterlibatannya sedikit dalam kampanye lebih terpengaruh oleh iklan politik.
Pengaruh kedua adalah efek pada evaluasi kandidat atau kontestan. Iklan televisi memberi dampak signifikan terhadap tingkat kesukaan terhadap kontestan atau kandidat, khususnya terhadap policy serta kualitas kandidat yang meliputi kualitas instrumental, dimensi simbolis, dan feno-tipe optis (karakter verbal dan nonverbal). Hal tersebut dapat berdampak negatif dan bisa pula positif. Tingkat pengaruh tersebut tergantung pada konsep kreatif, eksekusi produksi, dan penempatan iklan tersebut.
Pengaruh ketiga adalah preferensi pilihan. Berbagai studi eksperimental menunjukkan, iklan politik mempunyai pengaruh terhadap preferensi pilihan, khususnya bagi pemilih yang menetapkan pilihan pada saat-saat terakhir. Variabel penting yang mempengaruhi preferensi tersebut adalah formasi citra dan tingkat awareness para pemilih terhadap kontestan. Pemilih yang keterilibatannya dalam dunia politik rendah lebih mudah dipengaruhi oleh iklan politik dibandingkan pemilih yang keterilibatannya lebih tinggi.
Kesimpulan
Dengan melihat pembahasan tersebut kita melihat bahwa iklan politik tidak sepenuhnya menjadi sebuah kekuatan tunggal terciptanya suara pemilih yang besar. Terutama mengenai efisiensi dalam menjangkau pemilih. Sampai saat ini para ahli masih berbeda pendapat mengenai efektivitas iklan politik guna memenangkan sebuah pemilu dan meraih suara sebanyak mungkin.
Roderick Hart, profesor ilmu politik Universitas Texas mengatakan, tidak ada kajian dan penelitian cukup yang bisa memastikan apakah iklan politik bisa menggalang suara bagi para calon presiden atau kandidat tertentu. Ditambahkan, ada semacam kepercayaan di masyarakat, sekuat apapun pengaruh iklan di televisi, efektivitas iklan politik belum terjamin seperti halnya iklan pasta gigi atau produk konvensional lainnya. Banyak kajian menunjukkan bahwa pemilih berpindah suara karena dipengaruhi iklan politik, kampanye, penampilan kandidat, atau visi dan misi partai, hal itu walaupun ada tetapi persentasenya sangat kecil. Di Amerika Serikat, jumlah swing voters atau pemilih berpindah hanya 15 persen dari total pemilih. Mereka inilah yang sebetulnya jadi sasaran utama iklan politik karena sebetulnya sebagian besar pemilih sudah memiliki keyakinan terhadap suatu calon tersendiri. Pemilih tipe ini loyal pada partainya serta tidak akan terpengaruh oleh kampanye atau iklan politik mana saja.
Dengan demikian jelas bahwa iklan politik memang seharusnya tidak dijadikan sebagai alat utama dalam kampanye kandidat, namun hanya sebagai alat penunjang. Kita tahu bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilih akan ditentukan paling tidak oleh kondisi awal pemilih, media masa (iklan dan berita) serta partai politik atau kontestan. Faktor keluarga dimana individu hidup didalamnya akan lebih kuat sehingga bias menjadi kekuatan tersendiri untuk menentukan pilihan-pilihan politik. Dan kualitas pendidikan dalam masyarakat yang tinggi, sehingga mereka tidak begitu saja percaya dengan pemberitaan atau iklan yang banyak sekali bermunculan bagaikan jamur di musim penghujan.
Dalam konteks komunikasi pemasaran, supaya efektif iklan politik diletakkan dalam konteks integrated marketing communication. Artinya harus juga didukung oleh alat komunikasi lainnya dan kredibilitas kandidat atau partai politik itu sendiri. 

DAFTAR PUSTAKA
Adnan Nursal. 2004. Political Marketing : Strategi Memenangkan Pemilu. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Firmanzah. 2007. Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Hamad Ibnu, Konstrusi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta: Granit, 2004
T. Yulianti, Iklan Politik di Televisi, Kompas, 15 Maret 2004
___________. Iklan Politik Bisa Menjebak, Kompas, 22 Mei 2008
Jurnal
Jurnal Stimuli Ilmu Komunikasi, ISSN. 2088-2742, Edisi II, Juli-Desember 2011

Minggu, 29 April 2012

Perlu tau nih Jika ente pada Mau berselancar... ( biar kagak` jadi orang oon^ )


Istilah2 yang sering muncul ketika berkomunikasi di dunia maya apa aja sih, silahkan di baca. semoga sedikit membantu..


ADN = Any Day Now
AFAIK = As Far As I Know
AFK = Away From Keyboard
AKA = Also Known As
ASAP = As Soon As Possible
ATM = According To Me
ATTN = Attention
BAK = Back At the Keyboard
BBIAB = Be Back In A Bit
BBL = Be Back Later
BBS = Be Back Soon
BFN = Bye For Now
BIF = Basis In Fact
BION = Believe It Or Not
BL = Belly Laughing
BRB = Be Right Back
BTA = But Then Again
BTT = Back To Topic
BTW = By The Way
CMIIW = Correct Me If I’m Wrong
CU = see you
CUA = Common User Access
CUL = see you Later
CWYL = Chat With Ya Later
CYO = See You Online
DBA = Doing Business As
DIKU? = Do I Know You?
DITYID? = Did I Tell You I’m Distressed?
DIY = Do It Yourself
DTRT = Do The Right Thing
EMFBI = Excuse Me For Butting In
EOM = End Of Message
EOS = End Of Show
EOT = End Of Thread
FTF = Face To Face
FAQ = Frequently Asked Question(s)
FISH = First In, Still Here
FOMCL = Falling Off My Chair Laughing
FUD = Fear, Uncertainty & Doubt
FWIW = For What It’s Worth
FYA = For Your Amusement
FYEO = For Your Eyes Only
FYI = For Your Information
GA = Go Ahead
GAL = Get A Life
GIGO = Garbage In, Garbage Out
GIWIST = Gee, I Wish I’d Said That
GMTA = Great Minds Think Alike
GOL = Giggling Out Loud
GRD = Grinning, Running & Ducking
GTG = Got to Go
GWS = Get Well Soon
GTRM = Going To Read Mail
HHOK = Ha Ha, Only Kidding
HHOS = Ha Ha, Only Serious
HNG = Horny Net Geek
HTD = Have To Disagree
HTH = Hope This Helps
HTHBE = Hope This Has Been Enlightening
IAC = In Any Case
IAG = I’m A Genius
IAE = In Any Event
IANAL = I Am Not A Lawyer
IC = I see
ICAM = I Couldn’t Agree More
ID = I Disagree
IHA = I Hate Acronyms
IIRC = If I Remember Correctly
ILY or ILU = I Love You
IMAO = In My Arrogant Opinion
IMCO = In My Considered Opinion
IMHO = In My Humble Opinion
IMNSHO = In My Not So Humble Opinion
IMO = In My Opinion
IOW = In Other Words
IPN = I’m Posting Naked
IRL = In Real Life
IRT = In Real Time
ITA = I Totally Agree
ITD = I Totally Disagree
ITRW = In The Real World
IOW = In Other Words
JAT = Just A Thought
JAPRI = Jalur Pribadi
JFU = Just For You
JIC = Just In Case
JK = Just Kidding (or Joke)
JMHO = Just My Humble Opinion
JMO = Just My Opinion
KWIM? = Know What I Mean?
L8R = Later
LBAY = Laughing Back At You
LD = Later Dude
LDR = Long=Distance Relationship
LLTA = Lots and Lots of Thunderous Applause
LMAO = Lauging My Ass Off
LOL = Laughing Out Loud or Lots Of Luck
LOLBAY = Laughing Out Loud Back At You
LTM = Laugh To Myself
LTNS = Long Time No See
M/F? = Male or Female?
MEGO = My Eyes Glazed Over
MHOTY = My Hat’s Off To You
MINK = Multiple Income No Kids
MMHA2U = My Most Humble Apologies to you
MOOS or MOTOS = Member Of The Opposite Sex
MOSS or MOTSS = Member Of The Same Sex
MOTD = Message Of The Day
MOTO = Member Of The Opposant
MUD = Multi=User Dungeon (or Dimension)
NBIF = No Basis In Fact
NBIR = No Basis In Reality
NW = No Way
NP = No Problem
NRN = No Reply Necessary
OIC = Oh, I see
OLL = On=Line Love
OMG = Oh My God
OOT = Out Of Topic
OOTB = Out Of The Box
OPM = Other People’s Money
OTF = On The Floor
OTOH = On The Other Hand
OTOOH = On The Other, Other Hand
OTP = On The Phone
OTTH = On The Third Hand
OTTOMH = Off The Top Of My Head
OTW = On the Way
PANS = Pretty Awesome New Stuff
PC = Politically Correct or Personal Computer
PDA = Public Display of Affection
PDQ = Pretty Darn Quick
PEBCAK = Problem Exists Between Chair And Keyboard
PGB = Pengertiannya Gitu Bang
PI or PIC = Politically Incorrect
PITA = Pain In The Ass
PMFJI = Pardon Me For Jumping In
PMJI = Pardon My Jumping In
POTS = Plain Old Telephone Service (or Pretty Old Tired Stuff)
POV = Point Of View
PPL = Peed Pants Laughing or People
RL = Real Life
ROAR = laughing as loud as a lion
ROFL = Rolling On Floor Laughing
RP = Romantic Partner
RPG = Role Playing Games
RSN = Real Soon Now
RTM = Read The Manual or Message
RW = Real World
RYO = Roll Your Own
SINK = Single Income No Kids
SITD = Still In The Dark
SO = Significant Other
SOL = Smiling Out Loud
SOMY? = Sick Of Me Yet?
SOS = Someone On Shoulder
STD = Sick To Death
STS = Sorry To Say
TAF = That’s All Folks
TAFN = That’s All For Now
TANSTAAFL = There Ain’t No Such Thing As A Free Lunch
TBH = To Be Honest
TCN = Take Care Now
TFH = Thread From Hell
TFI = The Fact Is
TFM = Thanks From Me
TFMT = Thanks From Me Too
TFS = Thank For Sharing
TGIF = Thank God It’s Friday
TGTBT = Too Good To Be True
TFRM = Thanks For Remind Me
THX = Thanks
TIA = Thanks In Advance
TIC = Tongue In Cheek
TIG = This Is Great
TIIC = The Idiots In Charge
TLA = Three=Letter Acronym
TPTB = The Powers That Be
TTFN = Ta Ta For Now
TTYL = Talk To You Later
TQ or TX or TXS or THX = Thanks (or Thank You)
TYSM = Thank You So Much
TYVM = Thank You Very Much
UAPITA or YAPITA = You’re A Pain In The Ass
USTM or YSTM = You Should Thanks Me
VWP = Very Well Put
W4W = Word for Word
WAGS = What A Great Story
WAI = What An Inspiration!
WB = Welcome Back
WDALYIC? = Who Died And Left You In Charge?
WFM = Works For Me
WIBNI = Wouldn’t It Be Nice If
WP = Well Put
WT? = What/Who The?
WTH? = What The Hell?
WTG = Way To Go
WTGP? = Want To Go Private?
WTS = With That Said
WU? = What’s Up?
WUF? = Where are you From?
WYSIWYG = What You See Is What You Get
XOXO = kisses and hugs
XX = kisses
YAAG = You Are A Genius
YABR = You Are Being Replaced
YGBSM = You’ve Gotta Be Shittin’ Me
YMMV = Your Mileage May Vary
YRR = You ‘R’ Right
YVMW = You’re Very Much Welcome

Senin, 23 April 2012

Renovasi Musholla Sarbini ( FEATURE )


Pandangan Opik (21), Mahasiswa Ilmu KOmunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta, angkatan 2010, melirik bangunan yang berada di utara museum Geologi UPN “Veteran” Yk.

Salah satu bangunan yang sedang dalam proses renovasi sekitar 4 bulan terakhir. Satu – satunya tempat ibadah yang sedang dalam proses penyelesaian ini mendapat perhatian khusus dari beberapa pihak. “ Masjid itu seharusnya sudah jadi dan dapat ditempati sebelum bulan Ramadhan tahun 2012 ini tiba,” ucap Opik dengan penuh harapan.

Ruang Sud. 20 yang dipasang Papan nama mushola, menjadi rujukan warga Fisip UPN “Veteran” Yogyakarta yang akan menunaikan ibadah sholad. Didekat ruang itu terdapat sumur yang diberi peralon – peralon sementara sebagai sarana tempat berwudhu.

Opik sebagai salah satu mahasiswa yang merasakan senang dengan dibangunnya masjid tidak sabar menunggu hari peresmian masjid tersebut, yang kelak bias menjadi tempat ibadah yang indah dan nyaman serta dapat menampung lebih banyak mahasiswa, doses maupun karyawan yang akan sholad berjama`ah.

Masjid yang sedang dalm proses renovasi ini memiliki kisah tersendiri disetiap tahunnya, setiap awal tahun pelajaran ada kegiatan yang namanya “ Pengenalan Kehidupan Kampus/ PKK” kegiatan ini salah satunya bermaksut untuk mengenalkan lingkungan – lingkungan yang ada di sekitar kampus. Dan pastinya tempat ini tidak luput untuk diperkenalkan kepada mahasiswa baru dan tempat ini dulunya terlihat sangat kecil dan tidak ada kamar mandinya, terliahat agakg aneh bukan?.Dan apabila didalam acara PKK itu bertepatan dengan hari jum`at maka tidak heran apabila sampai di halaman bahkan depan pintu masuk spot hall akan digelar tikar dan karpet, supaya dapat menampung mahasiswa baru maupun lama dan,warga muslim kampus FISIP. Tetapi itulah mushola yang dulu ada di kampus II UPN Jogja, dan Besok dengan harapan dapat menampung semua warga muslimnya untuk kegiatan - kegiatan rohani.

Jumat, 20 April 2012

Jenis - Jenis Fotografi

Berikut ini adalah beberapa jenis Jenis Fotografi.

 
1. Journalism Photography :
Photojournalism adalah bentuk khusus dari jurnalisme (mengumpulkan, mengedit, dan menyajikan bahan berita untuk diterbitkan atau disiarkan) yang menciptakan gambar agar dapat menceritakan sebuah kisah berita. Sekarang biasanya dipahami untuk merujuk hanya untuk gambar diam, tetapi dalam beberapa kasus istilah ini juga merujuk ke video yang digunakan dalam jurnalisme penyiaran. Photojournalism dibedakan dari cabang dekat lainnya fotografi (seperti fotografi dokumenter, fotografi dokumenter sosial, fotografi jalan atau fotografi selebriti) oleh kualitas dari:
Ketepatan waktu – gambar memiliki makna dalam konteks rekor baru-baru ini diterbitkan peristiwa.
Objektivitas – situasi tersirat oleh gambar adalah representasi adil dan akurat dari peristiwa yang mereka menggambarkan baik isi dan nada.
Narasi – gambar menggabungkan dengan unsur-unsur berita lainnya untuk membuat fakta-fakta relatable untuk penampil atau pembaca pada tingkat budaya.
Seperti penulis, wartawan foto adalah wartawan tetapi dia sering harus membuat keputusan cepat dan membawa peralatan fotografi, sering sedangkan terkena hambatan yang signifikan (bahaya fisik, cuaca, orang banyak).

2. Potrait Photograph : 
Potret fotografi atau potret adalah penangkapan dengan cara fotografi serupa dengan seseorang atau sekelompok kecil orang (potret kelompok), di mana ekspresi wajah dan dominan. Tujuannya adalah untuk menampilkan rupa, kepribadian, dan bahkan mood subjek. Seperti jenis lain potret, fokus foto adalah wajah seseorang, meskipun seluruh tubuh dan latar belakang dapat dimasukkan. Sebuah potret umumnya tidak snapshot, tapi gambar yang terdiri dari orang dalam posisi masih. Sebuah potret sering menunjukkan orang yang melihat langsung pada kamera.
Tidak seperti banyak gaya fotografi lain, subjek fotografi potret seringkali model non-profesional. potret Keluarga memperingati acara-acara khusus, seperti wisuda atau pernikahan, mungkin secara profesional diproduksi atau mungkin vernakular dan yang paling sering dimaksudkan untuk melihat pribadi bukan untuk pameran umum.

3. Foto still life : 
Merekam gambar benda mati sehari2 secara artistik dengan mengunakan cahaya pembantu etc, termasuk makro (benda2 kecil).

4. Foto comercial advertising : 
Foto diambil untuk keperluan promosi, biasanya di bikin menarik dengan bantuan editing dan computer graphics.

5. Foto Abstrak : 
Aliran abstrak dalam fotografi sebenarnya bisa disebut sebagai aliran para pemuja komposisi. Dengan demikian, seorang fotografer yang akan membuat foto abstrak akan mengisi kanvasnya dengan sebuah komposisi yang dilihatnya di alam. Dari sebuah realitas tiga dimensi yang ada, bisa tercipta jumlah tak terhingga komposisi foto abstrak ini.

6. Wedding Photography
Tipe ini merupakan salah satu yang paling popular karena setiap orang pasti ingin memiliki foto yang bagus pada momen penting mereka. Tipe ini membutuhkan fotografer yang berpengalaman karena dibutuhkan keahlian untuk menangkap momen-momen penting. Biasanya dibutuhkan lebih dari ratusan foto, baik berupa foto warna, BW (black and white), dan sepia.

7. Fashion Photography
Fotografi Fashion adalah genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang fashion lainnya. Fotografi fashion yang paling sering dilakukan untuk iklan atau majalah fashion seperti Vogue, Vanity Fair, atau Allure. Seiring waktu, fotografi fashion telah mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan mode diperkuat dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris.

8. Food Photography
Biasanya digunakan untuk membuat kemasan suatu produk atau iklan. Hanya saja dibutuhkan keterampilan dan peralatan yang berkualitas baik untuk menangkap esensi dari makanan yang dijadikan sebagai objek foto.

9. Fine Art Photography
Fotografi tipe ini bertujuan untuk menangkap visi dari suatu karya seni. Biasanya tipe ini banyak ditemukan pada pameran dan museum.

10. Landscape Photography
Tipe ini merupakan kumpulan foto dari berbagai tempat yang biasanya digunakan pada kalender, kartu pos, dan memorabilia.

11. Wildlife Photography
Jenis fotografi ini bertujuan untuk mengambil foto dari beberapa hewan yang menarik ketika mereka sedang melakukan aktifitas seperti makan, terbang atau berkelahi. Biasanya foto diambil dengan menggunakan lensa telephoto yang panjang dari kejauhan.

12. Street Photography
Street Photography atau fotografi jalanan adalah aliran fotografi yang menarik.  Sedikit berbeda dengan fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks . Street photography bertujuan untuk merekam kegiatan sehari-hari .  Foto biasanya diambil dari jarak dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada dari jarak jauh.
Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan diam-diam tapi bukan sembunyi dan melakukannya dengan cepat dan lugas.
Peralatan fotograferjuga harus menunjang. Kamera klasik yang sering digunakan adalah kamera film buatan Leica. Saat ini, kamera SLR digital pun sudah sering dipakai. Lensa yang dipakai biasanya lensa pendek atau wide angle. 28mm, 35mm and 50mm biasanya adalah favorit fotografer jenis ini.
Memilih kamera digital SLR untuk fotografi jalanan cukup menantang, pertama kita memerlukan kamera berukuran kecil, tapi enak digenggam dan cukup responsif dalam auto fokus maupun saat mengambil gambar. Kamera saku kurang ideal dalam fotografi jenis ini karena kamera ini memiliki jeda dalam pengambilan gambar/ shutter lag.  Kamera berukuran kecil penting karena kita tidak ingin orang-orang di jalan memperhatikan kamera kita.
Gaya street photografi dan fotojurnalisme sering dipadukan dalam meliput acara seperti pernikahan. Contoh legenda street photographer adalah Henri Cartier-Bresson.

13. Underwater Photography
Underwater photography yang dalam bahasa Indonesia berarti fotografi bawah air bertujuan untukmendapatkan kehidupan bawah laut ke permukaan. Banyak orang yang tertarik tentang apa yang terjadi di bawah air dan fakta-fakta yang melingkupinya.
Ada 2 aliran fotografi underwater secara umum, yaitu Macro Photographer dan Wide Angle photographer. Macro photographer adalah mereka para peminat objek – objek kecil dari jenis ikan, kuda laut, nudibranch (siput), udang, kepiting, dll. Sedangkan Wide angle photography lebih memfocuskan diri untuk mengambil gambar sudut lebar terutama pemandangan bawah air. Kedua aliran tersebut membutuhkan spesifikasi peralatan yang berbeda.

14. Infra Red Photography
Dalam fotografi inframerah, film atau sensor gambar yang digunakan adalah sensitif terhadap cahaya inframerah. Bagian dari spektrum yang digunakan adalah disebut sebagai near-infrared untuk membedakannya dari jauh-inframerah, yang merupakan domain thermal imaging. Panjang gelombang yang digunakan untuk rentang fotografi dari sekitar 700 nm ke sekitar 900 nm. Biasanya suatu “filter inframerah” digunakan, ini memungkinkan inframerah (IR) lulus cahaya melalui ke kamera, tapi blok semua atau sebagian besar spektrum cahaya tampak (filter sehingga tampak merah hitam atau mendalam).
Bila penyaring ini digunakan bersama dengan film infra merah-sensitif atau sensor, sangat menarik “efek in-kamera” dapat diperoleh; palsu-warna atau hitam-putih gambar dengan penampilan mimpi atau kadang-kadang seram, dikenal sebagai efek Kayu “, “efek terutama disebabkan oleh dedaunan (seperti daun pohon dan rumput) sangat mencerminkan dalam terang cara yang sama tampak tercermin dari salju [1] Ada sebuah kontribusi yang kecil dari fluoresensi klorofil,. tapi ini marginal dan bukan penyebab sesungguhnya dari kecerahan terlihat dalam foto inframerah. Efeknya adalah dinamai pelopor fotografi inframerah Robert W. Wood, dan tidak setelah bahan kayu, yang tidak kuat mencerminkan inframerah.
Atribut lain dari foto inframerah meliputi langit sangat gelap dan penetrasi kabut atmosfer, yang disebabkan oleh hamburan Rayleigh berkurang dan hamburan Mie, masing-masing, dibandingkan dengan cahaya tampak. Langit gelap, pada gilirannya, menghasilkan cahaya inframerah kurang dalam bayangan dan refleksi langit gelap tersebut dari air, dan awan akan menonjol kuat. Panjang gelombang ini juga menembus beberapa milimeter ke dalam kulit dan memberikan susu untuk melihat potret, meskipun mata sering terlihat hitam.

15. Macro Photography
Fotografi makro adalah fotografi close-up. Definisi klasik adalah bahwa gambar yang diproyeksikan pada “film pesawat” (yaitu, film atau sensor digital) dekat dengan ukuran yang sama sebagai subyek. Lensa dirancang untuk makro biasanya di paling tajam mereka di jarak fokus makro dan tidak cukup sebagai tajam pada jarak fokus yang lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah makro telah digunakan dalam bahan pemasaran berarti bisa fokus pada subjek ini cukup dekat sehingga ketika inci 6 × 4 biasa (15 × 10 cm) cetak dibuat, gambar hidup-ukuran atau lebih besar Dengan 35mm film ini memerlukan rasio pembesaran hanya sekitar 1:4, yang menuntut kualitas lensa yang lebih rendah dari 1:1. Dengan kamera digital ukuran gambar yang sebenarnya jarang dinyatakan, sehingga rasio pembesaran sangat tidak relevan; kamera bukan mengiklankan jarak terdekat mereka fokus.
Metode ini sangat berguna dalam pekerjaan forensik, di mana detail kecil pada adegan kejahatan atau kecelakaan mungkin sering menjadi signifikan. Trace bukti seperti sidik jari dan tanda selip sangat penting, dan mudah direkam menggunakan macroscopy. retak permukaan dari produk pecah sangat mengungkapkan fraktografi menggunakan, terutama ketika difoto menggunakan cahaya melirik untuk menyoroti rincian permukaan.

*dikutip dari berbagai sumber:
http://embees-photoart.blogspot.com/2011/04/aliran-dalam-fotografi.html
http://hobby.ghiboo.com/8-tipe-fotografi
http://www.infofotografi.com/blog/2009/07/street-photography/
http://www.belajardiving.com/uw.php
http://www.djarum-super.com/adventure/adventure-news/content/read/fotografi-bawah-air/